"Keledaipun tidak akan mau terjerembab ke dalam lubang yang sama" - Season 3 - has over, saatnya untuk merancang sebuah rencana baru dengan beberapa perbaikan disana-sini untuk season-4 yang tentunya hal ini tidak akan semudah seperti yang dibayangkan. Secara keseluruhan, saya menilai apa yang saya lakukan dimusim ini masih belum sesuai dengan target dan hasilnya masih sama dengan apa yang saya dapatkan di musim pertama dan musim kedua. Kesimpulannya, saya masih "gagal". Apakah saya bakal menyerah dengan kegagalan yang terulang? there is no reason to quit Jendral!!!
Saya akui, jika musim inipun saya masih bekerja berdasarkan persepsi dan asumsi orang lain dimana proporsi persepsi dan asumsi saya sendiri belum dominan menjadi acuan yang memang pada dasarnya sayapun masih bingung. Hal yang tak mudah memang, disaat pengetahuan harus diadu dengan segudang pengalaman. Ada sebuah kontradiksi ego didalamnya, meskipun hal ini tidak tampak secara jelas. Tapi mungkin lebih tepatnya jika apa yang terjadi sebenarnya lebih terpengaruh oleh konflik batin saya sendiri yang masih belum bisa secara tegas mengambil sebuah keputusan penting karena seperti yang saya bilang jika sayapun masih bingung. Namun yang menjadi sesuatu yang patut untuk disyukuri adalah kesempatan untuk lebih banyak tahu dan belajar dari sebuah kegagalan.
Banyak hal baru yang saya pelajari di musim ke-3 ini. Dan banyak hal penting yang menjadi catatan saya di musim ini. Untuk menjadi sukses ternyata memang tidak mudah. Untuk menghasilkan apa yang menjadi patokan target kita ternyata memang tidak seindah yang dituliskan pada planning sketch pada awal musim. "Pengalaman adalah guru yang paling berharga" - Saya masih dalam tahap belajar, dimana hal baru menjadi kunci sebuah jawaban yang saya cari. Iqra' - bacalah. Kenyataannya memang itu yang harus saya lakukan. Harus sering banyak membaca apa yang tertulis dalam setiap moment yang saya alami, harus sering-sering mempelajari sebuah pengalaman baru. Termasuk dalam hal ini adalah kejadian-kejadian yang saya lihat, dengar ataupun saya rasakan sendiri selama saya bekerja di musim ini dan musim-musim sebelumnya.
"Kita bisa karena terbiasa" - Sering teledor, sering absent kerja dan masih seringnya grusah-grusuh dalam setiap pengambilan keputusan masih sering saya lakukan. Dan saya anggap saya masih belum bisa mendedikasikan diri saya pribadi secara total. Dengan kata lain, saya belum bisa melakukan semuanya dengan indah. Karena saya belum bisa mendisiplinkan diri untuk bisa lebih fokus dan lebih teliti dalam melaksanakan pekerjaan ini, yang pada dasarnya adalah pekerjaan yang saya cintai. Semoga untuk kedepannya saya bisa lebih membiasakan diri untuk melakukan hal yang memang harus dilakukan dengan tepat. "Keledaipun tidak akan mau terjerembab ke dalam lubang yang sama" - dan sayapun tidak mau mengalami sebuah kegagalan lagi. Saya harus mampu dan bisa menentukan yang terbaik dalam musim ke-4 dan musim-musim selanjutnya. Semoga Tuhan memberikan petunjuknya - dan masih memberikan kepercayaan kepada saya untuk tetap mencintai pekerjaan saya dan menekuni apa yang memang saya sukai ini dengan indah."
Mencintai pekerjaanmu dan melakukannya dengan penuh cinta itu indah Jendral!!!
Saya akui, jika musim inipun saya masih bekerja berdasarkan persepsi dan asumsi orang lain dimana proporsi persepsi dan asumsi saya sendiri belum dominan menjadi acuan yang memang pada dasarnya sayapun masih bingung. Hal yang tak mudah memang, disaat pengetahuan harus diadu dengan segudang pengalaman. Ada sebuah kontradiksi ego didalamnya, meskipun hal ini tidak tampak secara jelas. Tapi mungkin lebih tepatnya jika apa yang terjadi sebenarnya lebih terpengaruh oleh konflik batin saya sendiri yang masih belum bisa secara tegas mengambil sebuah keputusan penting karena seperti yang saya bilang jika sayapun masih bingung. Namun yang menjadi sesuatu yang patut untuk disyukuri adalah kesempatan untuk lebih banyak tahu dan belajar dari sebuah kegagalan.
Banyak hal baru yang saya pelajari di musim ke-3 ini. Dan banyak hal penting yang menjadi catatan saya di musim ini. Untuk menjadi sukses ternyata memang tidak mudah. Untuk menghasilkan apa yang menjadi patokan target kita ternyata memang tidak seindah yang dituliskan pada planning sketch pada awal musim. "Pengalaman adalah guru yang paling berharga" - Saya masih dalam tahap belajar, dimana hal baru menjadi kunci sebuah jawaban yang saya cari. Iqra' - bacalah. Kenyataannya memang itu yang harus saya lakukan. Harus sering banyak membaca apa yang tertulis dalam setiap moment yang saya alami, harus sering-sering mempelajari sebuah pengalaman baru. Termasuk dalam hal ini adalah kejadian-kejadian yang saya lihat, dengar ataupun saya rasakan sendiri selama saya bekerja di musim ini dan musim-musim sebelumnya.
"Kita bisa karena terbiasa" - Sering teledor, sering absent kerja dan masih seringnya grusah-grusuh dalam setiap pengambilan keputusan masih sering saya lakukan. Dan saya anggap saya masih belum bisa mendedikasikan diri saya pribadi secara total. Dengan kata lain, saya belum bisa melakukan semuanya dengan indah. Karena saya belum bisa mendisiplinkan diri untuk bisa lebih fokus dan lebih teliti dalam melaksanakan pekerjaan ini, yang pada dasarnya adalah pekerjaan yang saya cintai. Semoga untuk kedepannya saya bisa lebih membiasakan diri untuk melakukan hal yang memang harus dilakukan dengan tepat. "Keledaipun tidak akan mau terjerembab ke dalam lubang yang sama" - dan sayapun tidak mau mengalami sebuah kegagalan lagi. Saya harus mampu dan bisa menentukan yang terbaik dalam musim ke-4 dan musim-musim selanjutnya. Semoga Tuhan memberikan petunjuknya - dan masih memberikan kepercayaan kepada saya untuk tetap mencintai pekerjaan saya dan menekuni apa yang memang saya sukai ini dengan indah."
Mencintai pekerjaanmu dan melakukannya dengan penuh cinta itu indah Jendral!!!
0 komentar:
Post a Comment