Monday, August 29, 2011

Tiada Kata Maaf Bagimu


Judul postingan yang sangat ekstrim dan jelas sangat bertentangan dengan suasana saat ini dimana semua orang berbondong-bondong baik melalui media cetak, media elektronik dan media telekomunikasi menyampaikan permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah dilakukan karena menjelang Hari Raya Idul Fitri esok hari dan tentunya harapan terbesar adalah agar dibukakan pintu maaf yang selebar-lebarnya dari seseorang yang pernah disakiti.

Trus apa maksud dan tujuan dari postingan ini? Sebenarnya tak lain dan tak bukan adalah untuk mengajak semua orang khususnya para pembaca blog ini agar membayangkan betapa penuh muatan emosi momen saat ini. Coba kita renungkan, apakah selama ini kita telah tepat bertindak dan apakah kita selama ini telah sesuai dalam menempatkan diri kita dalam suasana gembira yang esok hari (khususnya bagi umat muslim) semuanya lebur dalam suasana saling memaafkan satu sama lain?

Jawaban dari permohonan maaf adalah yang paling banyak dicari orang saat ini. Dan keikhlasan dalam membukakan pintu maaf bagi sanak saudara kita adalah yang sangat mulia kita lakukan. Namun, apakah kita pernah mendapat balasan atas segala permintaan maaf yang kita sampaikan? Pernahkan kita melihat di media-media yang menayangkan jawaban entah itu menerima permintaan maaf ataupun secara mentah-mentah menolah permintaan maaf tersebut? dan pertanyaan yang mendasar, jika memang ada penayangan atas penolakan permintaan maaf kita..apakah itu menjadi sesuatu yang lumrah atau etis dalam budaya masyarakat kita yang pada umumnya saling menghormati dan menghargai orang lain?

Bicara tentang etis ga etis, orang tua kita sering kali memberikan wejangan bahwa "tangan di atas lebih baik daripada tangan dibawah" dan dalam hal ini (suasana lebaran) hal tersebut dapat kita artikan bahwa memberikan permintaan maaf adalah sesuatu yang jauh lebih mulia dibandingkan kita tidak melakukannya sama sekali. Kita tahu semua orang tak pernah luput dari salah, namun jika kita melihat diri kita masing-masing seberapa besarkah pintu maaf kita yang kita buka bagi orang lain di banding dengan usaha kita mencari kata maaf? Saya kira hal ini harus berlaku seimbang. Dimana, selain kita berusaha sekuat tenaga untuk dimaafkan atas kesalahan yang pernah kita perbuat, kita juga harus memberikan kesempatan yang sama besarnya bagi orang lain untuk kita maafkan.

Jadi, bukankah usaha kita dalam mencari pintu maaf akan ternoda apabila kita pribadi sudah memasang slogan "Tiada Kata Maaf Bagimu" . Kita menginginkan orang lain memandang kita baik kenapa kita tidak pernah memberikan kesempatan yang sama bagi mereka untuk baik dimata kita. Kita mengharapkan segala kesalahan kita dianggap selesai namun kita tidak pernah menerima kesalahan orang lain sebagai sesuatu yang bisa dimaafkan dan diperbaiki di kemudian hari. Alangkah indahnya hidup ini jika sesuatu yang baik kita mulai dari diri kita pribadi. Janganlah kita menjadi seseorang yang sangat egois, dimana kita ingin dibukakan pintu maaf namun kita menutup rapat-rapat pintu maaf bagi orang lain

Di hari yang fitri esok hari, saya cuma berharap, marilah kita mencoba menempatkan diri kita sebagai matahari bagi kebahagiaan bersama. Marilah kita pancarkan sebesar-besarnya cahaya maaf bagi siapapun dan marilah kita hiasi hari-hari berikutnya dengan sesuatu yang baru dimana kesalahan yang telah terjadi kita lebur dalam suasana introspeksi diri yang kemudian hari tak akan pernah terulang kembali, tentunya disertai dengan perbaikan diri bagi masing-masing pribadi. Dan akhirnya sebuah frase "Tiada Kata Maaf Bagimu" akan menjadi sesuatu yang tabu dan tak perlu untuk kita lakukan.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432 Hijriah
Dengan Ikhlas Saya Telah Saya Memaafkan Kesalahan Saudara Semua
Dan Saya Berharap Keikhlasan Saudara Untuk Memaafkan Kesalahan Saya

0 komentar:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews